04.07 Dwi Avrillia M G 0 Comments

TRAUMA PSIKOLOGIS AKIBAT PELECEHAN SEKSUAL

Psikologi merupakan sebuah disiplin ilmu dan terapan yang mempelajari mental dan perilaku secara ilmiah. sedangkan Trauma Psikologis ialah jenis kerusakan jiwa yang terjadi sebagai akibat dari peristiwa traumatik. dan ketika trauma yang mengarah pada gangguan stres pasca trauma , kerusakan mugkin melibatkan perubahan fisik didalam otak dan kimia otak , yang mengubah respon seseorang terhadap stres masa depan.Pelecehan Seksual adalah perilaku perilaku pendekatan-pendekatan yang terkait dengan seks yang diinginkan, termasuk permintaan untuk melakukan seks, dan perilaku lainnya yang secara verbal ataupun fisik merujuk pada seks. Pelecehan seksual dapat terjadi di mana saja baik tempat umum seperti bis,pasar,bus,kantor, maupun di tempat pribadi seperti rumah. Dalam kejadian pelecehan seksual biasanya terdiri dari 10 persen kata-kata pelecehan, 10 persen intonasi yang menunjukkan pelecehan, dan 80 persen non verbal. Kejadian kejadian pelecehan sering terjadi dimasyarakat itu disebabkan karena kurang terbentuknya suatu moral didalam diri manusia tersebut. sehingga seseorang tersebut menjadi suatu pribadi yang kurang baik

Walaupun secara umum wanita sering mendapat sorotan sebagai korban pelecehan seksual, namun pelecehan seksual dapat menimpa siapa saja. Korban pelecehan seksual bisa jadi adalah laki-laki ataupun perempuan. Korban bisa jadi adalah lawan jenis dari pelaku pelecehan ataupun berjenis kelamin yang sama.
1. Pelaku pelecehan seksual bisa siapa saja terlepas dari jenis kelamin, umur, pendidikan, nilai-nilai budaya, nilai-nilai agama, warga negara, latar belakang, maupun status sosial. 
2. Korban dari perilaku pelecehan sosial dianjurkan untuk mencatat setiap insiden termasuk identitas pelaku, lokasi, waktu, tempat, saksi dan perilaku yang dilakukan yang dianggap tidak menyenangkan. Serta melaporkannya ke pihak yang berwenang.
3. Saksi bisa jadi seseorang yang mendengar atau melihat kejadian ataupun seseorang yang diinformasikan akan kejadian saat hal tersebut terjadi. Korban juga dianjurkan untuk menunjukkan sikap ketidak-senangan akan perilaku pelecehan.

seseorang yang pernah mengalami pelecehan , pasti akan mengalami trauma psikologis didalam dirinya , dan seseorang yang terkena pelecehan seksual ini akan mengalami effect trauma yang tidak langsung terjadi pada korban , tetapi membutuhkan waktu yang tidak sebentar. dan setelah seseorang tersebut memiliki trauma yang mendalam pada dirinya maka seseorang tersebut akan mengalami stres atau depresi. dan biasanya , seseorang yang mengalami kejadian ini sering mengalami PTSD atau Post-traumatic stress disorder.

Secara umum, gejala PTSD bisa dikelompokkan ke dalam empat jenis. Berikut adalah penjelasan serta contohnya.
1. Ingatan yang mengganggu, contohnya selalu mengingat detail mengerikan dari kejadian tragis atau sering mimpi buruk tentang kejadian tersebut.
2. Kecenderungan untuk menghindari atau memikirkan kejadian traumatis, menutup diri, serta menjauhi lokasi, orang, atau aktivitas yang mengingatkan pasien pada kejadian tersebut.
3. Pola pikir yang berubah negatif. Pengidap PTSD cenderung memiliki perasaan negatif terhadap diri sendiri atau orang lain, merasa terasing, serta merasa putus asa dalam menghadapi masa depan.
4. Perubahan emosi, misalnya uring-uringan, rasa bersalah atau malu yang ekstrem, selalu waspada, insomnia, serta mudah terkejut dan takut.

Penyebab dan Faktor Pemicu PTSD
Hingga saat ini, penyebab PTSD belum diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor yang diduga bisa melatarbelakangi kondisi ini. Faktor-faktor pemicu tersebut meliputi:
1. Pernah mengalami trauma lain, misalnya saat masih kecil.
2. Mengidap gangguan mental lain.
3. Mengalami trauma jangka panjang.
4. Memiliki anggota keluarga yang mengidap PTSD atau gangguan mental lain.
5. Memiliki profesi yang berpotensi menyebabkan seseorang untuk mengalami kejadian traumatis, misalnya tentara.
6. Memiliki hormon pemicu stres yang abnormal, contohnya kadar adrenalin yang melebihi batas normal.
7. Keabnormalan pada anatomi otak.

Diagnosis dan Langkah Pengobatan PTSD
Untuk mendiagnosis PTSD, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang dialami. Pasien juga akan diminta untuk menjalani pemeriksaan psikologis.Tiap penderita umumnya akan menjalani langkah penanganan yang berbeda-beda berdasarkan kepada gejala, tingkat keparahan, serta waktu kemunculannya. Pengobatan yang tepat akan mengajarkan cara-cara mengatasi gejala serta meningkatkan kepercayaan diri. Pasien dengan gejala PTSD yang ringan atau tidak lebih dari satu bulan, pada umumnya akan dianjurkan oleh dokter untuk menunggu sambil memantau perkembangan kondisi kejiwaan Anda untuk beberapa waktu. Jika gejala-gejala yang dialami berkurang dan membaik, maka kemungkinan besar tidak memerlukan penanganan khusus.
Tetapi lain halnya bagi pasien dengan gejala yang bertambah parah. Pasien-pasien tersebut membutuhkan langkah penanganan lebih lanjut, yaitu kombinasi terapi psikologis dan penggunaan obat-obatan.

Terapi psikologi yang diberikan meliputi terapi perilaku kognitif (CBT) atau desensitisasi gerakan mata dan pemrosesan ulang (eye movement desensitisation and reprocessing/EMDR). Terapi-terapi tersebut bisa digunakan untuk pasien anak-anak maupun dewasa. Sementara obat-obatan yang umumnya dianjurkan adalah antidepresan, seperti mirtazapine atau paroxetine. Langkah ini hanya bisa dijalani oleh pasien dewasa atau setidaknya remaja yang berusia 18 tahun.



You Might Also Like

0 komentar: